Skip to content
teaterrumahan.id
teaterrumahan.id

teaterrumahan.id

  • Beranda
  • Series
  • Movie
  • Animasi
  • Tentang Kami
  • Kontak
teaterrumahan.id
teaterrumahan.id

teaterrumahan.id

Dianggap Aesthetic, Apakah Live Action Cinderella Sukses di Pasaran?

Peter, May 15, 2025June 7, 2025
Spread the love

Kisah klasik Cinderella telah mengalami berbagai adaptasi sepanjang sejarah perfilman, baik dalam bentuk animasi, serial, hingga versi panggung. Namun, versi live action yang dirilis Disney pada tahun 2015 mencuri perhatian berkat pendekatan visualnya yang begitu memikat dan penuh keindahan artistik. Dengan sutradara Kenneth Branagh di balik layar dan aktris Lily James sebagai pemeran utama, film ini disebut-sebut sebagai salah satu adaptasi paling “aesthetic” yang pernah dibuat. Tapi pertanyaannya adalah: apakah film ini benar-benar sukses di pasaran, atau hanya menang tampilan?

Mari kita ulas lebih dalam dari sisi cerita, visual, pencapaian komersial, serta bagaimana film ini diterima oleh publik dan kritikus.

Sentuhan Visual yang Menawan dan Mewah

Salah satu hal pertama yang akan membuat penonton terpesona saat menonton Cinderella versi 2015 adalah desain produksinya. Film ini dikemas dengan estetika visual yang sangat kuat — mulai dari tata kostum, desain set, pencahayaan lembut, hingga nuansa warna pastel yang mendominasi hampir setiap adegan.

Gaun biru ikonik yang dikenakan Cinderella, rancangan desainer kostum Sandy Powell, menjadi salah satu elemen visual paling mencolok dan simbol keindahan film ini. Gaun tersebut bahkan dianggap sebagai salah satu kostum terbaik dalam film Disney live action hingga saat ini. Tidak hanya gaun, transformasi labu menjadi kereta emas, tikus menjadi kuda, serta momen perubahan Cinderella sebelum pergi ke pesta, semuanya digarap dengan efek visual yang halus dan magis — tetap mempertahankan nuansa dongeng tanpa kehilangan unsur realisme.

Dari sisi sinematografi, film ini juga menggunakan teknik framing dan pencahayaan yang cerdas untuk menonjolkan keanggunan setiap momen. Dengan kata lain, Cinderella versi live action ini benar-benar eye candy bagi penonton yang mengapresiasi estetika.

Cerita Klasik yang Diberi Nafas Baru

Secara garis besar, film ini tetap mengikuti alur cerita klasik Cinderella — seorang gadis baik hati yang diperlakukan buruk oleh ibu dan saudara tirinya, namun akhirnya mendapatkan kebahagiaan berkat kekuatan kebaikan dan sedikit sentuhan ajaib. Namun, versi 2015 mencoba memberi kedalaman karakter yang lebih nyata.

Cinderella tidak lagi digambarkan sebagai gadis pasif yang hanya menunggu pertolongan, melainkan sebagai sosok yang penuh ketabahan dan berpegang pada prinsip “have courage and be kind.” Nilai moral ini terus diangkat sepanjang film, menjadikan karakter Cinderella lebih tangguh secara emosional dan lebih relevan bagi penonton modern.

Hubungannya dengan Pangeran pun dibangun lebih realistis — tidak hanya cinta pada pandangan pertama, tetapi didasarkan pada pertemuan dan percakapan sebelumnya. Ini memberikan nuansa yang lebih matang dibandingkan versi klasik animasi.

Performa Pemain yang Solid

Lily James berhasil membawakan karakter Cinderella dengan pesona yang lembut namun kuat. Ia tampil tidak hanya sebagai gadis cantik, tapi juga sebagai pribadi yang memiliki karakter dan prinsip. Richard Madden sebagai sang pangeran juga memberi performa yang meyakinkan, menampilkan sosok pria yang sopan dan memiliki hati nurani, bukan sekadar tokoh pelengkap.

Namun yang mencuri perhatian adalah Cate Blanchett sebagai Lady Tremaine. Dengan aura dingin, elegan, namun penuh ambisi, ia memberikan lapisan baru pada karakter ibu tiri yang selama ini hanya dikenal sebagai sosok jahat. Dalam versi ini, Lady Tremaine juga diberi latar belakang emosional yang membuat karakternya terasa lebih manusiawi dan kompleks.

Capaian Komersial: Apakah Film Ini Sukses?

Dari sisi box office, Cinderella 2015 tergolong sukses besar. Dengan anggaran produksi sekitar $95 juta, film ini berhasil meraup pendapatan lebih dari $540 juta di seluruh dunia. Hal ini menjadikannya salah satu film live action Disney terlaris pada masanya, sebelum posisinya digeser oleh adaptasi lain seperti Beauty and the Beast (2017) dan The Lion King (2019).

Kesuksesan finansial ini tidak hanya didorong oleh nama besar Disney, tetapi juga oleh strategi pemasaran yang kuat, visual yang menarik, dan daya tarik nostalgia dari cerita yang sudah sangat dikenal lintas generasi. Kehadiran aktor dan aktris papan atas juga membantu memperkuat daya jual film ini.

Respon Publik dan Kritikus: Umumnya Positif

Rotten Tomatoes memberikan rating 83% untuk film ini, dengan banyak kritikus mengapresiasi keindahan visualnya serta sentuhan emosional yang berhasil menyentuh hati penonton. Penonton umum juga memberikan respon yang positif, terutama untuk tone film yang lembut namun menyentuh, serta nilai moral yang relevan.

Namun, ada pula yang merasa bahwa film ini masih terlalu aman dan tidak cukup inovatif. Beberapa kritikus berharap ada lebih banyak gebrakan dari segi cerita atau pendekatan karakter, mengingat tren live action seharusnya membawa sesuatu yang baru dan berani.

Penilaian Estetika vs Nilai Cerita

Disebut sebagai film live action Disney yang paling aesthetic tentu bukan tanpa alasan. Dari segala sisi visual, Cinderella 2015 adalah suguhan yang memanjakan mata. Namun, estetika bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan sebuah film. Untungnya, film ini tidak hanya cantik di luar, tetapi juga punya pesan moral kuat yang menyentuh — tentang keberanian, kebaikan, dan kesabaran dalam menghadapi penderitaan.

Meskipun tidak menawarkan gebrakan besar dalam hal plot, Cinderella tetap mampu menyampaikan versi klasik dengan cara yang relevan, emosional, dan indah. Ini yang membuat film ini bisa dinikmati baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Kesimpulan


Live action
Cinderella versi 2015 membuktikan bahwa film adaptasi tidak harus revolusioner untuk sukses. Dengan menyuguhkan kisah lama dalam kemasan visual baru yang begitu memukau, ditambah karakter yang lebih manusiawi dan emosional, film ini berhasil menarik hati penonton dan meraih kesuksesan komersial.

Apakah film ini layak ditonton? Jawabannya: ya, sangat layak, terutama jika Anda menyukai film dengan tampilan visual indah, kisah romantis yang menyentuh, dan pesan moral yang membangun. Bukan sekadar cantik, Cinderella 2015 juga membuktikan bahwa kekuatan cerita klasik tidak pernah lekang oleh waktu.

Movie

Post navigation

Previous post
Next post

Recent Posts

  • Fakta Film Animasi Ne Zha 2 yang Berhasil Menggeser Inside Out 2
  • Dianggap Aesthetic, Apakah Live Action Cinderella Sukses di Pasaran?
  • Review Singkat Series WandaVision: Mengungkap Sisi Gelap Wanda
  • Review Grave of the Fireflies: Dinobatkan sebagai Anime Tersedih
  • Bahas Film Joker: Folie à Deux, Kenapa Tidak Sesukses Sebelumnya?

Archives

  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025

© Copyright 2025 teaterrumahan.id - All Rights Reserved

  • Disklaimer
  • Kebijakan Privasi